NOTE 8 : LUMPUR HIDUP

Syaithon sudah bertekad, dengan segala daya upayanya untuk mengajak manusia ke jalan kesesatan, diantara cara yang paling ampuh untuk melaksanakan tekadnya adalah berusaha membuat manusia jauh dari Tuhannya dengan cara mengalihkan pandangan, pendengaran, fikiran manusia, sehingga manusia lupa akan keberadaan Tuhannya. Manusia yang telah jauh dari Tuhannya, maka terbukalah benteng pertahanannya, sehingga tidak ada yang bisa menghalau syaithon dari dirinya. Dengan demikian, syaithon dengan mudah mengajak dan merayu manusia ke dalam larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Syaithon senantiasa akan terus menunggu saat manusia lalai dan memberikan celah masuk bagi dirinya. Agama kita yang suci telah mengajarkan manusia agar berlindung kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari gangguan, ajakan, bisikan, rayuan dan tipu daya syaithon.
Manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang lemah, sehingga syaithon memanfaatkan hal itu sebagai celah masuk untuk menyesatkan manusia. Terkadang, manusia terjerumus ke dalam perangkap syaiton melalui perkara yang tidak terlalu penting bahkan mungkin dianggap sepele. Terkadang pula perkara maksiat itu hanya dilakukan oleh satu orang saja, namun kemudian menjadi hal yang dianggap biasa oleh satu daerah atau ras tertentu, sampai akhirnya hampir seluruh manusia dalam satu negeri melakukan perkara maksiat tersebut.
Begitu hebat perangkap syaithon, sehingga penulis mencoba mengibaratkannya dengan lumpur hidup/hisap yang membawa benda yang jatuh ke dalamnya, terus ke dalam dan bertambah dalam. Ironisnya lagi, semakin manusia berusaha dengan menggerak-gerakkan badannya semakin bertambah cepat manusia terhisap ke dalamnya sampai akhirnya manusia tenggelam dan mati. Begitulah keadaan manusia yang berada dalam perangkap syaithon, semakin dia berusaha dengan kekuatan dirinya sendiri maka semakin kuat jerat perangkap syaithon mengikatnya.
Manusia yang sudah terperangkap oleh satu saja perkara maksiat, jika tidak segera diperbaiki maka, perlahan namun pasti manusia akan ditarik pula ke dalam perkara maksiat yang lainnya sampai akhirnya manusia sulit melepaskan semua jerat perangkap yang sudah mengikat dirinya, hal ini bisa terjadi disebabkan karena satu perkara maksiat akan mendukung untuk terjadinya perkara maksiat yang lainnya. Seperti halnya, seorang pecandu narkoba yang identik dengan pergaulan bebas dengan segala macam jerat kenistaan di sekitarnya bahkan tak jarang untuk memenuhi hasratnya harus melakukan kejahatan yang tadinya belum tentu mampu dilakukannya saat dirinya masih normal. Seorang pecandu narkoba yang berusaha sembuh dan bangkit dari lumpur kenistaan harus menempuh usaha yang berat untuk kembali seperti kondisi normal kehidupannya.
Sebagian manusia ada yang tahu bahwa di hadapannnya ada perangkap, namun saat dirinya melangkah untuk melewati perangkap tersebut, syaithon berupaya mengalihkan perhatiannya sampai hilang konsentrasinya, sehingga dengan demikian ada kemungkinan manusia tersebut secara tidak sadar/sengaja tergelincir dan akhirnya masuklah dia ke dalam perangkap. Dengan demikian, kita harus tetap mengontrol diri kita agar tetap konsentrasi dengan langkah kita dan selalu mengevaluasi setiap bisikan/fikiran/perasaan yang datang agar kita tidak mudah dibelokkan atau digelincirkan ke arah perkara maksiat.
Ketika seorang sudah masuk dalam perangkap, dia akan berusaha mencari sesuatu yang bisa dijadikan pegangan, tentunya harus lebih kuat dari daya ikat perangkap. Begitu juga keadaan seorang yang akan memperbaiki dirinya dari perangkap maksiat, dia harus mencari tempat berpegang yang kokoh dan menggenggamnya dengan kuat. Setelah yakin bahwa dia sudah memilih pegangan yang bisa menyelamatkan dirinya maka, perlahan dia menarik dirinya keluar dari perangkap.
Jadi, untuk meninggalkan satu perkara maksiat maka, carilah sesuatu hal yang kita sangat yakin hal tersebut bisa melupakan/menjauhkan kita dari perkara maksiat, seperti: mencari kegiatan lain atau memindahkan kegiatan ke tempat yang kegiatannya lebih baik atau dengan cara mengalihkan fikiran ke sesuatu yang lebih berguna dan bermanfaat. Dan biasanya setelah selamat dari kubangan lumpur, tentunya badan kita perlu dibersihkan dari semua lumpur yang melekat pada tubuh kita maka, perkara maksiat yang telah kita lakukan harus kita bersihkan dengan cara memperbanyak permohonan ampun dan amal kebaikan. Diluar semua usaha yang kita lakukan, Yakinlah segala sesuatu ada dalam kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala maka, kita sebagai hambaNya yang lemah harus senantiasa berdo'a dengan segala kerendahan hati dan penuh harapan yang mendalam agar terus menerus mendapatkan bimbingan dan bantuan dariNya.

Ref :
Az  Zukhruf    : 36-37
Ali Imron        : 135

Tidak ada komentar:

Posting Komentar