NOTE 13 : BUTUH KEPASTIAN

Sering sekali kita mendengar perdebatan antara dua manusia tentang perkara dalam ajaran agama, mereka saling beragumentasi atas kebenaran dari paham/pendapat masing-masing, terkadang kita sebagai masyarakat awam bingung memilih mana yang benar diantara pendapat/faham mereka dan seringkali perdebatan itu berujung dengan tidak berhasilnya mereka memperoleh satu kepastian atas perkara yang diperdebatkan, masing-masing kembali dengan membawa pendapat/fahamnya sendiri. Semuanya merasa kebenaran ada di pihaknya dengan dalil dan bukti yang mereka yakini lebih baik dari yang dimiliki oleh lawan debatnya.
Apa gerangan yang membuat itu semua terjadi? Mungkin saja karena ketiadaan figur bagi seluruh manusia yang disepakati bersama dalam keabsahannya untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang kurang benar atau mungkin saja salah, sehingga ketiadaan figur itulah yang membuat banyak kebingungan tentang perkara agama yang diperdebatkan dan hal ini akan terus berlangsung dan bertambah besar dengan bertambah banyaknya manusia yang mengikuti masing-masing pendapat/faham. Kemudian dari masing-masing kelompok yang terbentuk, secara internal terjadi perbedaan faham/pendapat pula sehingga terbentuk lagi kelompok baru dan terus begitu selagi akal fikiran manusia berkembang seiring perkembangan zaman. Figur yang dimaksud adalah Rasul Allah selaku pembawa ajaran agama, dengan keberadaan beliau tidak akan terjadi perselisihan dalam agama ini karena perbedaan pendapat/faham akan diputuskan langsung oleh beliau.
Bagaimana kita tidak sedih saat melihat umat manusia terbagi dalam berbagai kelompok yang semua merasa benar tentang pendapat/fahamnya, dengan kondisi demikian teringatlah kita akan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, kita merindukannya untuk menyatukan kembali umat ini ke dalam satu pemahaman saja, namun itu tidak akan mungkin terjadi karena semua perbedaan yang merupakan suratan takdir yang harus dilalui oleh manusia yang hidup setelah beliau wafat. Hanya saja kita menjadi bingung harus berada pada posisi yang mana? atau mengikuti pendapat/faham yang mana? agar kita bisa berada di jalan yang benar sesuai tuntunan yang diajarkan oleh beliau Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Kita seperti berada di sebuah terminal, banyak sekali mobil dengan jurusan yang sama namun memiliki fasilitas dan rute berbeda, semuanya mempromosikan kendaraan atau rute merekalah yang paling baik. Kita tidak akan pernah tahu kendaraan mana yang terbaik jika kita tidak mengenal masing-masing fasilitas yang dimiliki kendaraan dan rute yang akan dilaluinya, sementara kita tidak punya banyak waktu untuk mencobanya satu persatu, sehingga kita harus berani mengambil keputusan dan harus menaiki salah satu kendaraan, walaupun kita tidak bisa menjamin akan kebenaran pilihan kita.
Sejak dulu, Rasul diturunkan kepada suatu kaum agar mereka kembali ke ajaran agama yang benar. Namun, seiring waktu manusia kembali terjerumus oleh tipu daya musuh besarnya yaitu syaithon sehingga kemudian datanglah Rasul yang berikutnya untuk mengajak mereka kembali ke jalan yang benar, kemudian mereka tersesat lagi, kemudian didatangkan kembali Rasul, dan begitulah seterusnya. Sampai akhirnya, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam datang sebagai penutup para Rasul yang berarti tidak ada lagi Rasul setelah wafatnya Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Sementara, musuh besar kita terus berupaya menyesatkan kita dengan membisikkan sesuatu ajakan atau saran yang mungkin saja sebagian dari kita menganggap bisikan tersebut adalah benar, karena sesuai dengan ilmu pengetahuan dan akal fikiran yang dimilikinya.
Seiring perjalan waktu, kualitas manusia dalam mengamalkan ajaran agama akan semakin menurun walaupun secara kuantitas pengikutnya bertambah banyak. Hal ini disebabkan karena bisikan syaithon semakin merajalela seiring bertambahnya manusia yang menjadi pengikutnya. Dengan demikian, kita akan semakin bingung dalam menentukan pilihan disebabkan tidak adanya kepastian atau jaminan kebenaran dari suatu faham/pendapat dalam ajaran agama ini. Dan kita juga bertambah bingung mengingat sebagian perkara agama tidak bisa dijelaskan oleh kekuatan akal fikiran manusia namun hanya bisa difahami/mengerti dengan kekuatan iman, sementara kekuatan iman akan menurun seiring kualitas ajaran agama menurun.
Alhamdulillah, pokok ajaran agama ini sudah dijamin keaslian dan kesempurnaannnya oleh Sang Maha Pencipta sehingga kita masih memiliki kesempatan untuk menentukan pilihan yang benar, meskipun masih banyak juga perbedaan yang terjadi dalam memahami sebagian perkara di dalam pokok ajaran tersebut, tapi setidaknya kita masih dalam satu arah dan tujuan yang sama. Kita masih punya harapan untuk memilih jalan yang terbaik dengan cara mempelajari secara mendalam mengenai perkara-perkara yang diatur dalam pokok ajaran agama sebagai dasar dalam pengambilan keputusan kita. Walaupun, waktu yang kita miliki tidak akan mencukupi untuk memahami semua yang tertulis dan tersirat didalam pokok ajaran tersebut, namun usaha yang kita lakukan sudah memiliki nilai lebih daripada kita terus berada dalam kebingungan dan/atau hanya mengekor seseorang atau suatu ajaran yang kita tidak mengerti akan kebenarannya.

Ref :
Al maidah   : 3
An Nisa       : 59

Tidak ada komentar:

Posting Komentar