NOTE 15 : MAGNET KEHIDUPAN

Memang membingungkan, saat kita sadar sudah menjadi manusia yang terlahir dengan penuh kelemahan. Namun, dengan segala kelemahan tersebut, manusia dituntut untuk menjadikan kelemahannya sebagai alat untuk menunjukkan semangat juang mencapai manusia sempurna. Di lain sisi, manusia di iming-imingi dengan berbagai kesenangan kehidupan dunia yang menjadi jembatan terbaik bagi musuh besarnya (syaithon) untuk menjerumuskannya ke dalam kenistaan.
Bahkan, manusia terkadang secara tidak sadar sudah terjebak dalam suatu lingkaran kehidupan yang ternyata ketika tersadar saat hidayah menghampirinya, dia sudah jauh melangkah dan sulit untuk kembali ke jalan yang seharusnya dia tempuh. Lingkaran yang sudah terbentuk terasa sulit untuk diputus, sehingga dia akan tetap berada disana sampai waktu yang tidak terbatas. Kejahiliahannya akan hakikat kehidupan membuatnya tak mampu membedakan mana petunjuk dan mana tipuan, sehingga kebingungan dan kegelisahan terus mengikuti setiap langkahnya. Akhirnya, dia menjalani hidup dengan keadaan melawan hati nuraninya sendiri. Dia akan terus gelisah, bertanya dan belajar bagaimana sebaiknya mengatasi kebingungan di kepalanya. Sementara, dihadapannya terpapar banyak sekali pilihan yang tentu saja membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup untuk memilih yang terbaik. Yang dilakukannya tidak lain adalah mencoba dan mencoba lagi sampai dia menemukan jalan terbaik, sementara waktu terus berlalu tanpa bisa dihentikan.
Ada suatu harapan, semua ini pasti akan berakhir, kita tidak tahu kapan itu terjadi, sehingga kita terbebas dari semua kebingungan ini. Akhir yang baik bagi semua permasalahan yang dihadapi, bagi perjuangan menuju manusia yang baik, bagi mahkluk lainnya, bahkan bagi alam sekitarnya. Selangkah demi selangkah, melepas semua kejahiliahan yang telah menjerumuskan dirinya, menuju suatu keyakinan yang menentramkan hatinya. Perlahan namun pasti melepas satu persatu perhiasan yang melekat pada dirinya dan menggantinya dengan perhiasan sejati yang telah dijanjikan Penciptanya.
Dua kutub yang berbeda, saling tarik menarik untuk menjadi suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan yaitu kutub 'kelemahan manusia' dan kutub 'kehidupan dunia', sementara syetan dengan tipu muslihatnya menjadi jembatan yang mempertemukan dua kutub tersebut. Akhirnya, manusia terbuai, terlena dan lupa dengan tujuan hidup sebenarnya, sehingga waktu, energi, kemampuan dan daya upaya hanya terfokus untuk tujuan dunia, bahkan amalan akhiratnya pun digunakan untuk melancarkan urusan dunianya.
Saat manusia sudah merasa jenuh akan suatu bagian yang menjadi rutinitas kehidupannya, dia akan mencoba menghilangkan rasa jenuhnya dengan berbagai macam cara. Namun, jika semua cara yang ditempuhnya tidak mampu mengatasi perasaan yang kian menyesakkan dada, maka dia akan berusaha untuk mencari jalan keluar dari lingkaran rutinitas tersebut.
Coba kita renungkan, bukankah rasa jenuh itu muncul disebabkan tidak adanya peluang lain yang memberikan motivasi atau tantangan baru yang dapat membuka suatu harapan yang berbeda dari rutinitas sebelumnya. Jika, kita hanya berusaha untuk keluar tanpa adanya tempat baru yang menjanjikan suasana berbeda dari sebelumnya, itu berarti memindahkan kejenuhan menuju kepada kejenuhan lainnya.
Coba kita ingat-ingat, kenapa ada istilah hijrah? Hijrah berarti pindah dari suatu tempat yang buruk dan membahayakan menuju tempat yang menjanjikan kemananan dan perkembangan lebih pesat. Sehingga, kita harus jeli dalam hal mengambil keputusan untuk hijrah, kapan? kemana?dan bagaimana?
Kapan, berarti kita harus yakin bahwa tempat kita sekarang memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dibenahi meskipun berbagai upaya sudah dilakukan, namun tidak ada hasilnya, bahkan usaha tersebut menjadikan suasana lebih buruk dari sebelumnya.Dan ketika, suasananya sudah mengancam kehidupan kita, maka itulah saatnya hijrah.
Kemana, berarti kita harus menyiapkan suatu tempat yang sesuai dengan apa yang kita harapkan, baik sarana maupun prasarana serta lingkungan yang mendukung untuk berkembangnya tingkat kehidupan.

Ref :
An  Nashr    : 1
Ad  Dhuha   : 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar