NOTE 17 : CELOTEH HATI

Aku bukanlah manusia yang suci dari dosa, tapi mencoba dan berusaha untuk membersihkan hati dan perbuatan dari noda dan dosa.
Aku bukanlah manusia yang kuat untuk beribadah, tapi berusaha untuk selalu bersyukur atas sedikit kesempatan yang telah diberikan Penciptanya untuk membuat diri lebih baik dan berbuat baik kepada orang lain.
Aku bukanlah manusia yang selalu terhindar dari godaan, tapi akan terus berupaya menghindarinya sebatas ilmu yang dimiliki.
Aku bukanlah manusia yang cukup pintar dalam menjalani hidup, tapi punya keinginan untuk terus belajar untuk menjadi lebih baik dalam memahami arti sebuah kehidupan.
Terkadang aku merasa menjadi manusia yang kurang beruntung dengan perjalanan hidup yang telah kulewati, walaupun aku sadar bahwa semuanya berasal dari kelemahan dan kelalaianku sendiri, tapi aku mencoba menjadikannya sebagai motivasi untuk menutupinya dengan kebaikan yang mampu aku lakukan selama sisa waktu yang masih dikaruniakan kepadaku.
Terkadang aku merasa iri dengan perjalanan hidup orang lain, terkadang merasa sudah tidak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki semua ini, tapi itu semua kukikis perlahan dengan keyakinan bahwa semua ini sudah diatur oleh Penciptaku, karena setiap manusia berada pada lintasannya masing2 dan Penciptaku memberikan keutamaan kepada siapapun yang dikehendakinya.
Aku juga bukanlah manusia yang punya kekuatan untuk selalu menjaga hati dan perbuatanku, tapi akan terus meminta ampun, berharap dan berdo'a agar diberikan petunjuk dan kekuatan dalam usaha menyelamatkan hati dan perbuatanku.
Aku hanya manusia biasa yang butuh dengan dunia, tapi berusaha untuk tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhirku, karena aku diberitahu bahwa kehidupan berikutnya sangat jauh nilainya dibandingkan kehidupan sekarang.
Aku merasa telah dikaruniakan banyak sekali kesenangan dunia, tapi aku merasa bahwa jiwa dan hatiku nyaris tidak memiliki kekuatan menghadapi dampak negatif yang timbul dari kesenangan dunia.
Aku ingin meninggalkan dunia ini, tapi aku tahu bahwa semua ini adalah kehendak Penciptaku dan hanya Dia yang memutuskannya sehingga aku serahkan urusan ini kepada-Nya, sementara mungkin saja masih banyak manusia lain yang menginginkanku bahkan membutuhkanku agar tetap berada dijalur kehidupanku sekarang.
Terkadang aku ingin marah melihat kondisi di sekitarku, tapi aku tidak kuasa karena aku tidak yakin dengan diriku sendiri dan juga menyadari bahwa tidak semua yang aku inginkan akan aku dapatkan.
Aku tidak mampu menerjemahkan perjalanan hidupku sendiri, bagaimana aku bisa menebak jalan hidup orang lain. Aku juga tidak tahu apa yang tertulis di lauhilmahfuuz tentang diriku, apalagi orang lain.
Aku tidak mengerti proses berfikirku, sehingga aku tidak pernah bisa menebak apa yang akan aku kerjakan sesaat ke depan, apalagi harus menebak apa yang difikirkan orang lain.
Terkadang ingin sekali menjadi orang yang egois tanpa perduli bagaimana orang di sekitarku, tapi hati nurani dan apa yang aku pelajari menentangnya, sehingga perang bathin terus terjadi lalu yang menang silih berganti.
Seringkali aku merasa terlihat bodoh, atau memang sudah bertindak bodoh lalu sadar bahwa ternyata aku memang bodoh untuk mengajari diriku sendiri bagaimana berbuat yang benar agar tidak terlihat bodoh.
Terlalu banyak kekurangan yang aku miliki, sementara waktuku hampir habis, walaupu demikian terkadang masih kehilangan kesadaran untuk memperbaiki kekuranganku dengan waktu yang tersisa.
Aku sangat yakin akan kelemahan diriku tapi sampai saat ini aku tidak tahu bagian paling penting yang menjadikan diriku belum bisa maksimal dalam melakukan perbaikan diri.
Terkadang ingin mencari orang yang berkompeten untuk menjelaskan ini semua, tapi sampai saat ini, aku belum merasakan ada yang bisa menjelaskannya. Akhirnya, aku kembalikan semua ini kepada Penciptaku, memohon, berharap, berdo'a dan terus berusaha mencari jawabannya.

Ref:
Al A'rof     : 23
Ali Imron  : 8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar