Sang Pencipta menjadikan indah bagi
pandangan manusia terhadap kecintaannya akan kesenangan dari sosok wanita,
anak-anak, harta benda mewah, kendaraan yang mengagumkan, binatang ternak dan
usaha perkebunannya. Padahal semua itu hanya tipuan belaka bagai fatamorgana di
tengah padang pasir, semua keindahan itu akan sirna, layu dan hilang seiring
perjalanan waktu, yang tinggal hanya kisah perjuangan hidup untuk menggapai
semua kesenangannya itu. Kebanggaan atas keberhasilan menggapai semua
kesenangan itu juga akan berubah menjadi penyesalan dengan munculnya berbagai
kesenangan baru yang terus datang serta semakin mempesona. Proses yang panjang
dalam upaya memperoleh apa yang diinginkannya juga akan berisi sekian banyak
korban, karena prestasi tidak akan dapat dicapai tanpa adanya perjuangan,
sedangkan perjuangan sudah pasti akan membutuhkan banyak pengorbanan.
Manusia tidak akan mampu melepaskan
diri dari semua tawaran kesenangan diatas, bisa jadi dia akan selamat dari satu
atau dua diantaranya, namun terjatuh di bagian lainnya. Tidak ada jalan lain,
manusia dituntut untuk melalui semua itu dan berupaya untuk mengendalikan
dirinya agar tidak membuatnya terlena, lalu terjerat dalam perangkap
keindahannya. Berbagai macam strategi manusia untuk menghadapinya, namun mungkin
banyak sekali yang memang menceburkan dirinya ke dalam perangkap secara sadar
maupun tidak sadar.
Lalu, untuk apa semua ini dijadikan?
Adalah di dalamnya terkandung hikmah yang luar biasa dari keagungan Sang
Pencipta, terlalu banyak untuk disebutkan. Sementara, kemampuan akal manusia
tidak akan mampu menguak setetes saja dari hikmah yang ada dibalik semuanya.
Namun, kita semua tahu bahwa tidak ada ciptaan-Nya yang tidak ada gunanya,
sehingga kita seharusnya sadar dan berusaha mencari tahu lalu memahaminya, agar
kita bisa lebih dekat dengan-Nya. Satu hikmah yang mungkin bisa kita ambil,
bahwa kita hidup diuji dengan kesenangan yang terbatas bukan tidak terbatas
untuk membedakan derajat satu manusia dengan manusia lainnya. Manusia diberi
bekal sama berupa akal dan hati, namun berbeda dalam pemanfaatannya. Manusia
juga diberi sarana petunjuk yang jelas, namun manusia juga berbeda dalam
pemahamannya.
Kalau semua yang kita usahakan
sekarang dalam upaya mencapai kesenangan ternyata hanya kita bisa nikmati sebentar
saja lalu pada akhirnya hanya tinggal penyesalan dan kelelahan saja , lalu apa
yang sebenarnya dan seharusnya kita kejar agar kita tidak menyesal dan juga
tidak lelah. Ini hikmah kedua, bahwa kita ditawarkan dengan dua pilihan yang
secara akal kita sudah sadar dan tahu bahwa salah satunya adalah sementara dan
yang satu lagi adalah kekal, yang satu adalah azab dan yang satunya lagi adalah
ampunan dan keridhoan-Nya. Lalu, mengapa kita terkadang masih cenderung
terhadap yang sifatnya sementara? mungkin jawabannya adalah upaya keras dari
musuh besar manusia yaitu syetan yang tidak hentinya membujuk ddan merayu agar
kita lebih memilih apa yang diinginkanya.
Mari
sama sama, kita bermohon kepada Sang Pencipta agar diselamatkan dari tipudaya
syetan yang berupaya menggoda, mengajak ke jalan yang sesat. Berusaha menggapai
apa yang sudah di sediakan-Nya dihadapan kita, bersabar atas apa yang sudah
anugerahkan-Nya ditangan kita dan berharap dengan apa yang telah dijanjikan-Nya
di kehidupan selanjutnya.
Ref:
Ali Imron : 14
Al Hadid : 20
Al Hadid : 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar