NOTE 12 : MISTERI AGAMA

Seperti yang telah kita fahami bersama bahwa agama adalah pedoman hidup manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia fana ini. Dengan agama kita dibimbing untuk melindungi diri dari perkara yang akan membuat kita celaka di dunia maupun di akherat, namun ada sebagian manusia yang tidak menyadari akan keberadaan anugerah terbesar yang diberikan Sang Pencipta ini disebabkan keterbatasan waktu yang dimiliki mereka untuk memahami agama yang dianutnya.
Kita dihadapkan dengan musuh yang sangat licik dan berpengalaman, sehingga tidaklah mudah bagi seorang manusia untuk menghadapi semua bentuk serangan tipu daya yang dilancarkan oleh musuh kita tersebut. Dan yakinlah, manusia tidak akan sanggup menghadapinya dengan kekuatannya sendiri, sedangkan manusia tidak akan bisa lari dari kenyataan bahwa dirinya terancam bahaya besar sepanjang hidupnya. Mungkin saja sebagian manusia menganggap dirinya tidak memerlukan agama, sehingga kita bisa melihat banyak kerusakan yang telah diakibatkan oleh mereka yang termasuk dalam kelompok ini. Mungkin juga ada sebagian manusia menganggap ajaran agama sebagai suatu alat saja untuk mencapai tujuan keduniaan, sehingga mereka menjalani agama sekehendak hati yang menurutnya sesuai dengan tujuan yang mereka inginkan, namun karena tujuannya adalah dunia sedangkan dunia itu fana sehingga yang mereka dapatkan hanyalah pencapaian semu dan tak jarang sebagian mereka baru tersadar setelah berada di ujung kehidupannya.
Begitulah kelicikan yang dilancarkan oleh musuh besar manusia yang memanfaatkan hawa nafsu dan keterbatasan akal yang ada dalam diri manusia untuk menggiring kita baik langsung maupun secara perlahan dan bertahap menuju ke jurang kealfaan akan keberadaan Sang Pencipta. Seharusnya kita sangat bersyukur dengan diturunkannya agama yang bertujuan membimbing kita untuk terhindar dari serangan musuh besar kita, yaitu syaithon. Seharusnya kita juga sadar akan kelemahan yang kita miliki sehingga agamalah yang akan membantu kita dengan segala aturan yang ada di dalamnya, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai Zat yang membuat aturan tersebut lebih mengetahui tentang apa dan bagaimana musuh yang kita hadapi. Ajaran agama merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap hamba-hambaNya agar dapat selamat dalam mengarungi perjalanan hidupnya. Namun, sebagian manusia tidak yakin/sadar akan keberadaan agama sebagai pelindungnya bahkan sebagian manusia menganggap agama sebagai penghalang dalam mencapai tujuannya. Manusia akan sadar kembali setelah menemui jalan buntu dan tak seorangpun manusia atau makhluq ciptaan lain yang bisa menolongnya namun kebanyakan disaat kondisi seperti itu manusia sudah tidak berdaya lagi untuk mengembalikan yang sudah terlanjur terlewatkan, pada akhirnya hanya pertolongan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja yang menjadi harapan satu-satunya.
Sebagian manusia yang sedang berada di lembah kenistaan, ada saat dimana kondisi dirinya sudah terpuruk dan seakan tak sanggup lagi menjalani hidup, sebagian lagi manusia yang memiliki sebuah keinginan duniawi yang dianggapnya terlalu berat untuk diwujudkan sehingga manusia mencari sesuatu untuk bisa memecahkan masalah yang dihadapinya, saat seperti itulah musuh besar kita datang untuk menawarkan pertolongan, terkadang dalam kenyataannya memang berhasil membantu mereka, walaupun cara yang ditempuh untuk mencapainya ternyata diluar lingkaran aturan agama yang dianutnya. Namun, yakinlah bahwa semua pertolongan yang disandarkan kepada makhluk tidaklah diberikan secara cuma-cuma, semuanya memiliki imbalan atas pertolongan yang telah diberikan dan jika jalan yang ditempuh diluar jalur agama maka imbalannya juga akan berupa perkara di luar jalur agama. Tentunya manusia yang sudah terlanjur terikat dengan perjanjian atas bantuan yang telah diberikan akan terus berlanjut sampai kita menjadi budak/pelayan dari yang memberikan pertolongan. Manusia seharusnya pada kondisi sesulit apapun berusaha mendahulukan Sang Pencipta sebagai tempat memohon pertolongan satu-satunya atas semua keperluan kita, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala sangat senang dengan hambaNya yang selalu ingat dan bermohon kepadaNya sambil kita tetap berusaha mencari jalan keluar dari permasalahan yang kita hadapi dengan cara-cara yang telah diatur olehNya.
Mengapa sebagian manusia masih ada yang meminta pertolongan kepada selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mungkin jawabannya adalah karena mereka ragu bahkan mengingkari keberadaan dan kebenaran agama sehingga berusaha mencari cara lain diluar ajaran agama. Mereka lebih yakin dengan cara cara diluar ajaran agama yang memang direkayasa oleh musuh besar kita agar terlihat dan tampak lebih cepat dan nyata hasilnya, lebih menggiurkan tanpa usaha-usaha yang tidak memerlukan proses yang lama dan mudah dilakukan dibandingkan cara-cara yang ditawarkan oleh ajaran agama yang menurut mereka sulit dilakukan dan prosesnya lama sehingga tidak menjadi pilihan bagi mereka dalam penyelesaian masalah yang mereka hadapi.
Keraguan yang muncul dalam hati manusia disebabkan manusia mengedepankan akal fikiran dalam memutuskan perkara hidupnya sehingga manusia berfikir dan mengambil keputusannya hanya berdasarkan akal fikirannya semata. Padahal, dalam memahami agama, manusia tidak hanya memerlukan ilmu pengetahuan tapi manusia juga perlu iman yaitu kepercayaan/keyakinan terhadap kekuasaan dan keagungan Sang Pencipta serta aturan yang telah diturunkanNya.
Keterbatasan akal kita dalam memahami ajaran agama adalah hal yang wajar sebagai bukti bahwa manusia merupakan makhluk yang lemah dan sedikit sekali ilmu yang diberikan kepada kita. Hal ini bisa berarti, pertama, kita diminta mengakui kebesaran dan keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas keluasan ilmuNya dan kita harus sadar bahwa kita tidak akan pernah sanggup menampung semua ilmu pengetahuan tentang agama karena keterbatasan kemampuan akal yang kita miliki dan kedua, merupakan ujian atas keimanan yang kita miliki.

Ref:
Yaasiin     : 74
Al Kahfi    : 104

Tidak ada komentar:

Posting Komentar