Hidup di zaman serba mudah dan akan
terus semakin dipermudah menjadikan manusia dimanja dengan segala kemudahan di
segala segi kehidupannya, termasuk salah satunya adalah kebutuhan akan makanan.
Namun, dengan adanya kemudahan tersebut terkadang sudah susah mencari makanan
alami yang biasa kita temui di masyarakat pedesaan disebabkan semakin banyak
makanan modern yang siap saji. Diluar kenyataan bahwa dunia sudah semakin maju
dan manusia memang tidak bisa hidup tanpa makan, ada sedikit pelajaran yang
bisa kita ambil dari keberadaan salah satu makanan, sebut saja mie instan, atau
mungkin makanan modern lain yang sifatnya instant namun perlu sedikit perlakuan
sebelum siap disantap.
Pertama, keanekaragaman jenis dan
rasa yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan bahwa manusia memiliki cita rasa yang
berbeda sehingga survey perusahaan yang memproduksi mie instant berusaha
memenuhi keinginan dari selera konsumennya, sehingga banyak sekali jenis dan
rasa yang ditawarkan. Dari sekian banyak jenis dan rasa tersebut, setiap
manusia akan memilih sebagian kecil saja yang menjadi kesukaanya atau bahkan
satu jenis atau rasa saja, hanya manusia yang tamak yang ingin menyenangi
seluruh jenis dan rasa yang ada. Artinya,secara fitrah manusia hanya mampu
menikmati sebagian kecil saja dari kesenangan di dunia ini, namun karena hawa
nafsu yang membuat manusia tamak dan penyakit hati yang selalu merasa ingin
lebih dari orang lain membuat manusia keluar dari fitrah asalnya.
Kedua, masing-masing produk mie
instant menuliskan tata cara memasak yang sudah diuji oleh quality control
perusahaan pembuatnya. Namun, terkadang panduan cara memasak tersebut tidak
memuaskan konsumen sehingga masih perlu bahan tambahan atau cara memasak yang
lain agar sesuai dengan selera. Artinya, mungkin setiap produk dunia ini tidak
akan pernah memuaskan si pengguna produk sehingga nyaris tidak ada yang bisa
sempurna atau hanya mungkin bisa memberikan kesan sempurna untuk beberapa kali
saja, karena kalau terlalu sering maka rasa bosan dan jenuh akan muncul dengan sendirinya.
Ketiga, perusahaan mie instant yang
terus berusaha menarik perhatian konsumennya akan berupaya semaksimal mungkin
mencari tahu bagaimana agar produknya bisa diterima. Berbagai macam cara
ditempuh termasuk design kemasan, ukuran, bahan tambahan dan sebagainya.
Artinya, dunia ditawarkan dengan segala macam cara ke hadapan kita baik secara
langsung maupun tidak langsung sehingga mau tidak mau kita akan terus mengikuti
perkembangan dunia ini sebab kita hidup didalamnya.
Mungkin saja, ketika urusan agama
sudah bercampur baur dengan kepentingan dunia, maka agama akan bias disebabkan
antara lain oleh ketiga hal di atas. Pertama, kenginan manusia yang
berbeda-beda terhadap cita rasa dunia akan membuat cara memahami, menyenangi
dan menikmati agamanya dengan selera yang berbeda-beda pula. jika, selera
terhadap dunia lebih dominan dibanding agama maka nilai-nilai agama akan
semakin terabaikan oleh manisnya dunia. Kedua, agama juga sudah menyediakan
panduan yang jelas, namun ketika manusia lebih mendahulukan kepentingan
dunianya dari pada panduan agamanya, maka kelezatan cita rasa agama yang asli
lambat laun menjadi hambar. Ketiga, jika upaya menggapai dunia lebih besar
sehingga mengharuskan upaya mengotak atik agama agar dibuat semenarik mungkin
tanpa menghiraukan batasan yang harus dijaga agar tetap pada jalur agama yang
benar, maka keindahan agama tidak akan pernah dicapai oleh pelakunya dan
perlahan akan membuat jenuh dirinya.
Agama
ini tidak akan pernah hilang dan akan terus tegak sampai tiba hari kiamat. Namun,
dunia sebagai senjata yang ampuh yang dimanfaatkan oleh musuh besar manusia
untuk menjadikan agama ini semakin berkurang nilainya. Semoga kita diberi
rahmat dan keutamaan serta ampunan agar kita selamat dari tipu daya syetan yang
terkutuk.
Ref:
Al Hasyr : 9
At Taubah : 71
At Taubah : 71
Tidak ada komentar:
Posting Komentar