NOTE 5 : DUA SISI MATA UANG

Mungkin kita pernah mendengar/membaca bahwa alam semesta ini diciptakan berpasang-pasangan, panas dan dingin, malam dan siang, laki-laki dan perempuan dan lain sebagainya. Jika kita mau meluangkan waktu sedikit untuk merenung, maka banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari perbedaan yang terjadi antara dua sisi mata uang tersebut. Tentunya, dengan cara mempelajari sifat dan karakteristik yang dimilki oleh masing-masing sisinya. Hal ini mungkin perlu kita perhatikan, karena kita sangat sulit sekali atau tidak akan pernah sama sekali berada di ke dua sisinya pada saat yang sama yang menyebabkan kita harus tetap memilih atau dipilihkan pada salah satu sisi saja, sehingga jika kita berada pada salah satu sisi berarti kita sudah meninggalkan satu sisi lainnya.
Mungkin terlintas dalam fikiran kita, bahwa kita bisa saja berada di kedua sisinya pada saat yang sama, maka yakinlah bahwa kemungkinan besar itu terjadi karena keterbatasan ilmu yang kita miliki mengenai kedua atau salah satu sisinya. Hal ini akan memberikan motivasi yang baik buat kita untuk selalu bertanya “apakah saat ini hati, perkataan atau perbuatan kita atau mungkin posisi kita sudah benar?”, sehingga dengan sendirinya kita akan terus menerus mencari ilmu akan kebenaran tentang suasana hati, isi ucapan, tingkah laku serta posisi di setiap saat dalam hidup kita. Tentu saja, dengan adanya koreksi terus menerus akan membuat diri kita sedikit demi sedikit menjadi lebih baik dari sebelumnya. Walaupun, kita juga harus tetap memliki kesadaran bahwa usaha ini tidak akan pernah selesai.
Selagi kita berusaha mencari kejelasan mengenai sisi-sisi yang ada dalam perkara yang besar/penting terutama kaitannya dengan agama, tiada salahnya jika kita mencoba mencari tahu juga sisi-sisi yang terdapat dalam perkara yang kita anggap kecil/sepele, seperti: bagaimana kita minum, memegang/membaca buku, keluar masuk rumah dan lain-lain. Perkara yang kita anggap kecil/sepele ini sangat rentan untuk menjadi celah masuknya bisikan syaithon dan jebakan syahwat, dikhawatirkan akan menjadi pemicu rusaknya perkara yang besar. Jika hal sepele/kecil tersebut ternyata pada sisi yang benar, tentunya akan memberikan manfaat untuk kita begitu juga sebaliknya, karena setiap sisi memiliki dampak yang terkadang ilmu pengetahuan kita tidak mampu menjangkaunya.
Pada saat yang sama kita bisa saja berada di suatu sisi dari berbagai macam mata uang, yang berarti kita tidak hanya berada dalam satu kondisi saja. Sebagai contoh : saat kita sholat, maka kita dihadapkan pada dua sisi hati, dua sisi ucapan dan dua sisi perbuatan. Tentu saja, memerlukan latihan yang benar diiringi kesungguhan agar bisa tetap menjaga setiap mata uang (hati, ucapan dan perbuatan) agar bisa selaras dan berada pada sisi yang kita inginkan sehingga ketiganya bisa saling menguatkan satu sama lain. Situasi seperti ini akan terus kita temui, menuntut kita untuk lebih banyak belajar terutama bertanya dari orang-orang yang sudah lebih dulu sanggup melakukannya dengan dilandasi aturan-aturan agama.
Kita juga dituntut untuk memaksimalkan satu sisi dibandingkan sisi yang lainnya, sebagai contoh: manfaatkanlah waktu luang kita sebaik-baiknya untuk berbuat baik sebelum datang waktu yang sempit, begitu juga saat sehat sebelum sakit, saat muda sebelum tua dan lain sebagainya. Kita tidak membahasnya satu persatu, namun kita sudah cukup diberi gambaran bahwa ada saat dimana kita berada pada suatu sisi namun hampir bisa dipastikan nantinya kita akan berada pada sisi yang berlawanan. Selagi kita diberi karunia keluangan waktu, kesehatan, masih muda dan kekayaan maka seharusnyalah kita berusaha memaksimalkan posisi kita sesuai kehendak yang memberi semua karunia tersebut, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala, jangan menunggu sampai karunia itu hilang dari diri kita.
Sekali waktu, penulis berada di pasar untuk belanja keperluan dapur bersama istri tercinta, ada yang menarik perhatian penulis ditengah riuhnya suasana pasar, ada tiga anak kecil membawa uang receh dengan pakaian agak lusuh dan dua orang diantaranya tanpa alas kaki memesan mie instan di warung kopi, sementara disekitarnya ada sebagian orang membelanjakan uangnya yang mungkin nilainya cukup untuk membiayai keperluan makan ketiga anak tersebut selama seminggu atau mungkin sebulan. Alangkah indahnya dunia ini seandainya kita semua sadar akan hikmah dari perbedaan yang terjadi, bagaimana seandainya seorang yang sehat bersyukur dengan kesehatan yang dimilikinya dan bertanya bagaimanakah kiranya nasib/kondisi orang yang sedang sakit, sehingga terlintaslah dibenaknya untuk mengunjungi orang yang sakit dan semakin bertambahlah rasa syukur atas nikmat kesehatannya. Begitu juga orang yang kaya yang merasa telah dipercaya Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk dititipi harta yang banyak dan bertanya bagaimanakah nasib/kondisi orang yang tidak banyak dikarunia harta seperti dirinya, sehingga berangkatlah dia dari tempat duduknya untuk berusaha berbagi dengan orang-orang yang memerlukan sebagian kecil dari harta yang dimilkinya. Subhanallah.
Sepanjang perjalanan hidup ini, kita terus dihadapkan dengan banyak hal yang memilki dua sisi mata uang dan masing-masing sisi akan memiliki banyak ragam mata uang lagi yang masing-masing juga memiliki dua sisi yang berbeda, tidak ada bedanya dengan reaksi berantai. Masing-masing manusia dikaruniai kapasitas dan kualitas akal fikiran yang berbeda sehingga tidak heran bila nilai manusia akan ditentukan oleh akal fikiran yang dimilikinya.
Semua sisi yang kita uraikan diatas akan memiliki arah dan tujuan tertentu. Jika tujuannya diarahkan ke dunia, maka sisi-sisinya akan mengarahkannya untuk hasil yang berupa dunia, namun jika tujuannya berupa penghargaan dari manusia, maka sisi-sisinya mengarahkan kita untuk hasil yang berupa penghargaan manusia juga. Maka, akan lebih baik, jika semua sisi yang kita dapati/temui dianalisa dengan aturan agama dan arahkan menuju keridhoan AllahSubhanahu Wa Ta’ala.

Ref :
Al Lail        : 5-10
Asy Syams  : 8-10
Al Balad      :10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar