NOTE 1 : AKHIR PENCARIAN

Dalam sebuah perjalanan hidup, terkadang kita berada dalam suatu kondisi yang menuntut kita membuat sebuah keputusan yang mau tidak mau harus diambil saat itu juga, sehingga kita hanya diberikan waktu yang sangat singkat untuk berfikir, lalu hasil dari keputusan tersebut ternyata memberikan dampak yang cukup berarti terhadap sisa perjalanan hidup kita. Kondisi seperti itu tidak hanya terjadi satu atau dua kali bahkan berkali kali, namun tidak semuanya atau mungkin hanya sebagian saja yang bisa kita putuskan dengan baik dan menghasilkan hal yang baik pula, tergantung kondisi akal fikiran dan hati kita saat mengambil keputusan.
Seiring perjalanan waktu, banyak hal yang terjadi pada diri kita, adakah terbetik di dalam hati sebuah keinginan untuk mencoba mengevaluasi fikiran dan hati? Berharap hasilnya nanti akan berefek ke tingkah laku sebagai buktinya. Walaupun, itu hanya sebuah niat yang belum tentu bisa tercapai sesuai harapan, namun dalam kenyataannya, sangat disadari bahwa segala bentuk perubahan perlu proses, semakin tinggi tingkat perubahan yang akan dicapai maka, akan semakin panjang dan rumit proses yang harus dilewati. Butuh keinginan yang kuat agar kita bisa tetap berharap dan terus mencoba serta berusaha tanpa pernah putus asa untuk suatu perubahan menuju ke arah kebaikan.
Berawal dari evaluasi (muhasabah) yang terasa cukup panjang dari apa yang telah dilakukan, difikirkan dan diyakini sehingga, seharusnya kita sadar, bahwa terlalu banyak kesalahan yang telah kita lakukan, baik itu perkara hati, lisan atau perbuatan, baik yang menyangkut hubungan dengan Sang Maha Pencipta maupun sesama makhluknya terutama manusia. Terkadang, tanpa kita sadari, air mata sudah menetes setelah menyadari betapa banyak dan besarnya kesalahan yang telah kita lakukan sehingga, kita sudah membayangkan betapa berat rintangan yang harus dihadapi dalam proses merubah diri menjadi lebih baik.
Mungkin saja ada sedikit keraguan dalam hati, sanggupkah kita menjalani proses ini? Dan akankah tercapai apa yang kita inginkan? Hanya Sang Maha Pencipta yang bisa membantu, membimbing dan mengarahkan kita.
Banyak faktor pemicu yang memunculkan keinginan dalam hati kita untuk berubah, salah satunya adalah manusia di sekitar kita. Mungkin saja kita bertemu seseorang yang mampu memberikan motivasi untuk menghentikan sebuah petualangan tanpa akhir yang penuh sesak dengan dosa dan kesalahan sehingga terbetik dalam hati kita untuk berikrar bahwa “Petualangan selesai saatnya mencari sesuatu yang hakiki”. Tapi, ini bukanlah akhir tapi merupakan awal dari suatu perjuangan yang tidak bisa dipungkiri lagi akan butuh segudang pengorbanan.
Umumnya, bentuk pengorbanan awa yang kita lakukan berupa meninggalkan hal yang kita senangi apalagi hal itu sudah tertanam ke dasar hati sehingga terasa berat untuk ditinggalkan mengingat terlalu banyak kenangan yang sudah dilewati. Tapi, kita tidak boleh terlalu lama terbuai oleh semua kesenangan yang dalam prosesnya penuh dengan hal nyata atau tidak nyata berada di luar koridor aturan Sang Maha Pengatur sehingga pada ujungnya akan berubah menjadi suatu hal yang menyakitkan. Hal itu merupakan salah satu bukti bahwa kita berada dalam lingkaran semu. Kesenangan sejati haruslah berdasarkan aturan-aturan yang telah dibuat oleh Sang Maha Pencipta Kesenangan itu sendiri.
Kita hanya berusaha dan berdo’a namun Sang Maha Penciptalah yang menentukan. Kita hanya mampu berusaha dan berjuang semaksimal mungkin untuk tidak hanya meninggalkan tapi juga menghindari segala sesuatu yang menyebabkan kita terbuai oleh tipu daya syaiton dan jebakan syahwat yang selalu mendampingi kita dimana dan kapanpun kita berada untuk semaksimal mungkin juga berupaya mengajak kita untuk membenarkan apa yang dilarang oleh Sang Maha Pencipta.
Bagaimana kita bisa mendapat bimbingan, karunia dan rahmat serta segala kebaikan yang telah dijanjikanNya jika kita berada di luar jalur yang telah ditentukan oleh Sang Maha Pencipta? Butuh kekuatan dan keyakinan hati untuk tetap berjalan dalam kebenaran, namun tidaklah semua usaha, perjuangan dan pengorbanan itu sia-sia jika kita melakukannya dengan penuh keikhlasan dengan mengharap ridho dari Sang Maha Pencipta sebagai tujuan utama.
Akhirnya, semoga langkah ini akan menjadi kebaikan bagi kita semua termasuk orang disekitar kita dan menjadi titian awal menuju suatu perubahan yang mendasar dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita hanya ditugasi untuk beribadah (menjauhi laranganNya dan mengerjakan perintahNya), adapun perkara lain selain itu, kita berserah diri dan biarkanlah Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja yang memilihkan/mengatur jalan mana yang harus kita tempuh.

Ref :
Az Zumar       : 53-59
Ali Imron        : 135
Al Baqoroh     : 284-286

Tidak ada komentar:

Posting Komentar